PASURUAN, Rencana demo besar-besaran soal kondisi jalan Martopuro–Kademungan yang sempat ramai dipromosikan batal mendadak. Aksi yang digadang-gadang akan “mengguncang” jalanan Desa Martopuro itu tak jadi digelar pada Kamis (24/07/2025), tanpa penjelasan resmi.
Figur di balik rencana itu, Drs. Habib Yusuf Asegaf, S.H., M.H., M.Hum. yang dikenal tampil necis dengan kopiah udeng dan gelar seabrek, mendadak menjadi sasaran cibiran. Alih-alih dipuji sebagai penyambung lidah rakyat, ia justru dicurigai menunggangi isu demi kepentingan pribadi.
“Katanya sih sakit. Tapi banyak warga menduga, mungkin sudah ‘caer’ alias deal di belakang layar. Toh yang diajak demo juga banyak bukan warga sini, tapi dari luar, dari Sapulante,” celetuk warga yang meminta namanya dirahasiakan.
Pantauan di lapangan pun menunjukkan fakta berbeda dari narasi kerusakan parah yang digaungkan. Jalan Donorejo di Martopuro masih dalam kondisi layak. Tak ada lubang besar atau gelombang ekstrem hanya sedikit pengelupasan aspal di beberapa titik.
“Kalau dibilang rusak parah, itu lebay. Masih enak dilewati motor maupun mobil,” tambahnya.
Sorotan makin tajam ketika muncul informasi bahwa sosok ‘Habib’ Yusuf Asegaf bukanlah tokoh agama seperti gelarnya. Di kampung halamannya, Desa Kademungan, ia dikenal dengan nama asli Muhammad atau lebih akrab dipanggil Mat.
“Itu bukan habib, itu Mat! Tanya saja ke warga Kademungan. Dia mantan sopir angkot, pernah masuk bui juga,” ujar warga yang terlihat jengkel.
Warga lain yang dikenal dituakan di desa tersebut menambahkan, “Nama-nama itu cuma tempelan. Dia bukan Drs. atau habib. Itu hanya gaya-gayaan biar terlihat penting.”
Kini publik bertanya-tanya, apakah aksi itu sejak awal memang ditujukan untuk kepentingan rakyat, atau hanya panggung pribadi yang gagal ditayangkan?
Masyarakat berharap, ke depan, siapa pun yang mengatasnamakan aspirasi rakyat benar-benar tulus memperjuangkan kepentingan bersama, bukan sekadar cari panggung atau jual citra pribadi. Hingga berita ini diterbitkan, pihak yang bersangkutan belum dapat dikonfirmasi oleh redaksi.
Jurnalis: Lukas
Editor: Panji Lesmana